Iklan

Your Ads height=

Peringatan Pemerintah: Hindari Mencari Kerja di Kamboja, Myanmar, dan Thailand untuk WNI

JAKARTA, diwida.news - Pihak berwenang mengharapkan warga negara Indonesia untuk tidak merantau bekerja di Myanmar, Kamboja atau Thailand.

Mengacu pada pernyataan dari Menteri Perlindungan Wargas yang Berlakukan di Luar Negera Indonesia (P2WI), yaitu Abdul Kadir Kardin, disarankan agar masyarakat jangan mencari kerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) di tiga negara tersebut karena risikonya cukup tinggi.

Ternyata ada cendrungannya mengirim tenaga kerja ke ketiganya negara ini berkaitan dengan tindakan kriminal perdagangan manusia (TPPO).

Di samping itu, ia mengatakan bahwa Indonesia belum memiliki perjanjian tentang penempatan TKI di beberapa negara tertentu.

"Bila saya terus mengatakan hal ini, lebih baik bagi Myanmar, Kamboja, dan Thailand agar tidak ada orang pergi bekerja kesana. Sebab sudah pasti akan banyak potensi menjadi korban perdagangan manusia," ungkap Kardin saat berada di Jakarta pada hari Rabu (2/4/2025).

"Sekali lagi, negeri kita memang belum memiliki perjanjian penempatan dengan beberapa negara tersebut. Oleh karena itu, jika izin diberikan, saya akan melarangnya," tandasnya.

Dia menyebutkan bahwa usai perayaan Idul Fitri tahun 2025 mendatang, Kementerian BP2MI akan melengkapi penyusunan aturan teknis terkait dengan pengiriman tenaga kerja migran ke berbagai belahan dunia.

Berikut beberapa persiapan yaitu terkait dengan sertifikasi dan akreditasi PMI sebelum dikirim bekerja di luar negeri.

Dicemaskan menjadi operator perjudian daring dan korban perdagangan organ

Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker) Emmanuel Ebenezer (Noel) menyetujui anjuran yang disampaikan itu.

Noel mengatakan bahwa himbauan itu sesuai dari sudut pandang etika. Karena pemerintah tidak berharap warganya menjadi korban perdagangan manusia atau terperosok sebagai pelaku perjudian daring atau kejahatan penipuan.

"Peringatan ini memang moril dan sangat tepat. Mengapa demikikan? Khawatirnya teman-teman yang bekerja di Kamboja akan berakhir sebagai operator perjudian atau praktisi penipuan online," ungkap Noel saat ditemui di Petamburan, Jakarta Pusat, pada Rabu (4/2/2025).

"Bila tidak, maka ginjal mereka akan diambil dan organ tubuhnya dicuri. Tindakan Bapak Kardin terbilang tepat dari segi etika. Dan tentu saja kami mendukung hal tersebut," tandasnya.

Ketika diminta berkomentar tentang kondisi pasar kerja di Indonesia yang kian terbatas sehingga mendorong orang untuk mencari pekerjaan di luar negeri, Noel menyanggah pandangan tersebut.

Menurut dia, di masa mendatang peluang pekerjaan akan semakin bertambah; oleh karena itu, masyarakat harus tetap sabar menunggu.

Dia juga menyatakan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam menghadapi kekurangan lapangan kerja.

"Bukan sesempit itu, nantinya akan membaik kok. Tenang saja, tenang dulu. Mari kita terus berusaha. Kita tidak mengabaikan masalah lapangan kerja ini. Pemerintah juga aktif menyelesaikan hal tersebut. Saat ini kami melawan organisasi-orang tertentu dan para pejabat dengan mindset seperti mereka, yang seringkali menyulut keadaan," jelas Noel.

Lalu para broker pekerja migran. Kini sudah tak ada lagi pada masa Bapak Prabowo, apakah ingin dirawat? Mereka melawan hal itu bersama Pak Prabowo, presiden saya. Presiden saya hanya memerintahkan untuk tidak melakukan suap-menyuap dan melayani rakyat. Itulah saja," katanya.

Perkembangan kasus terbaru

Diketahui pula bahwa laporan mengenai masalah warga negara Indonesia (WNI) bekerja di Kamboja, Myanmar, dan Thailand masih berkelanjutan. Kebanyakan WNI ini menuju ketiganya itu tanpa melalui proses resmi.

Beberapa orang pergi karena menemukan kesempatan pekerjaan di luar negeri lewat yayasan tertentu.

Pada tanggal 18 Maret 2025, pihak berwenang mengirim kembali 564 warga negara Indonesia asal Myanmar ke tanah air mereka.

Dari keseluruhan 564 individu yang dikembalikan ke tanah air, sebagian besar berasal dari Sumatera Utara dengan angka mencapai 133 jiwa, disusul oleh Jawa Barat dengan 75 orang, serta Bangka Belitung mengirimkan 68 warga.

Sebuah kasus lain dicatat setelah kematian pemuda berinisial Soleh Darmawan (24), warga Bekasi, Jawa Barat, yang menemui ajarnya di Kamboja.

Soleh dituduhkan sebagai korban dari jaringan perdagangan manusia berskala global.

Ibu dari korban, Diana (43), mengatakan bahwa anak lelakinya tersebut meninggal pada tanggal 3 Maret 2025 silam.

"Awalnya tidak menyadarinya sama sekali. Saat mengetahuinya telah meninggal dunia, baru diketahui bahwa dia bekerja sebagai operator judol (perjudian daring)," ungkapnya ketika ditemui di tempat pemulasaraan jenazah yang berada di Jalan Swadaya, Kampung Dua, Bekasi Barat pada hari Kamis tanggal 27 Maret 2025.

Diana menceritakan bahwa putranya mulai bekerja di Kamboja setelah mendapat penawaran dari suatu lembaga penyedia pekerjaan yang berlokasi di Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada akhir bulan Februari tahun 2025.

Pada saat itu, Soleh diberi janji untuk bekerja dalam industri perhotelan di Thailand. Tepat sekali, Soleh yang telah lama terlibat dalam sektor perhotelan akhirnya menunjukkan minat pada penawaran tersebut.

Pada akhirnya, Soleh mengunjungi kantor yayasan itu bersama wanita bernama awalan S pada tanggal 17 Februari 2025. Di hadapan pengurus yayasan, mereka sepakat bahwa Soleh akan menerima tawaran kerja di Thailand.

Pada tanggal 18 Februari 2025, Soleh secara resmi memulai perjalanannya menuju Thailand dengan naik pesawat meskipun sebelumnya ia ditolak oleh sang ibu.

Setibanya di Thailand, Soleh menelpon ibunya sambil meminta untuk tidak khawatir padanya.

Selama empat hari berturut-turut, mereka tetap menjalin komunikasi harian. Setelah periode tersebut, kontak antara kedua belah pihak secara mendadak berhenti.

Kemudian, seorang lelaki meneleponnya untuk memberitahu bahwa anak laki-lakunya sudah ada di Kamboja.

Pada tanggal 3 Maret 2025 pagi, orang tersebut meneleponnya lagi untuk memberitahu tentang kematiannya Soleh. Baru setelah insiden ini dia menyadari bahwa Soleh sebenarnya bekerja sebagai pegawai dalam perjudian daring di Kamboja.

Peringatan Pemerintah: Hindari Mencari Kerja di Kamboja, Myanmar, dan Thailand untuk WNI Peringatan Pemerintah: Hindari Mencari Kerja di Kamboja, Myanmar, dan
Thailand untuk WNI Reviewed by Diwida on March 31, 2025 Rating: 5
Powered by Blogger.