Viral! Ribuan Siswa SMK di Jakarta Kena Dampak Penguncian Sekolah, Ahli Waris Harus Bertindak

Diwida > –Dunia maya heboh karena adanya klip berantai yang menunjukkan ribuan pelajar dari SMK PGRI 24 Jakarta tidak dapat memasuki sekolah mereka. Postingan ini muncul untuk pertama kalinya pada akun Instagram @jktnewss dan segera mendapat perhatian luas publik.
Di dalam video itu, tampak para murid cuma mampu berdiri di hadapan gerbang sekolah yang dikunci erat-erat oleh seseorang yang menyatakan dirinya sebagai pewaris tanah tempat sekolah tersebut dibangun.
"Para pengajar, Kepala Sekolah SMK PGRI 24 beserta murid-muridi hari ini tak dapat memasuki tempat belajar sebab pintu utama sekolah terkunci oleh seseorang yang menyatakan dirinya sebagai pewaris tanah milik sekolah tersebut," jelas Komariah, Penanggung Jawab Fasilitas dan Infrastruktur SMK PGRI 24 Jakarta seperti dilansir dari akun @jktnewss pada hari Jumat, tanggal 25 April.
Sedihnya, hal semacam ini telah terulang bukan hanya sekali. Menurut penjelasan Komariah, tindakan penggeledahan paksa ini kerap dijalankan oleh kelompok yang sama.
"Insiden semacam ini terjadi untuk kali kedua, kita sebagai perwakilan Sekolah Menengah Kejuruan PGRI 24 Jakarta yang disewakan kepada Najir sebagai penerima wakaf dari para pewaris, tetapi kita sering jadi korban dalam perselisihan antar anggota keluarganya yang berseteru," jelas Komariah.
Terpisah, Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat Diding menyampaikan pernyataan mengenai insiden tersebut. Ia menegaskan bahwa situasi saat ini sudah diatasi.
"Bisa langsung memasuki area tersebut, rompi saya baru saja mendarat di lokasi tadi," kata Diding ketika ditemui pada hari Jumat (25/4).
Diding menyatakan bahwa alasan gerbang dikunci adalah adanya perselisihan tanah di antara pihak sekolah dengan lembaga pengawasnya.
"Sudah diurus oleh yayasan terkait masalah tersebut karena berkaitan dengan tanah. Tim saya telah mengunjungi lokasi itu," jelas Diding.
Namun demikian, Diding belum dapat menguraikan dengan rinci situasi sebenarnya dari konflik itu. Sedangkan tim dari Sudin Pendidikan terus mengerjakan pemahaman lebih dalam tentang aspek dasarnya.
"Sekarang jika sudah mendapatkan yang di bawah itu, tim saya dari Sudin akan segera menuju lokasi," jelas Diding.