Fakta Tersembunyi: Ayah Stefano 'Teco' Cugurra Pernah Melatih Persebaya Surabaya

Diwida > — Sedikit orang yang menyadari bahwa Gildo Rodriguez, bapak dari pelatih terkemuka Stefano 'Teco' Cugurra, pernah melatih Persebaya Surabaya. Orang asal Brasil itu pernah menjadi salah satu elemen krusial dalam catatan sejarah tim kebanggan Kota Pahlawan tersebut.
Gildo ditunjuk sebagai pelatih Persebaya Surabaya pada tahun 2006 setelah Freddy Mulli sukses membawa tim promosi ke Divisi Utama. Keputusan ini sempat menimbulkan pro dan kontra di kalangan suporter dan internal klub.
Namun, pada waktu itu pengurus Persebaya Surabaya memberikan kepercayan sepenuhnya kepada Gildo untuk melatih tim sepanjang satu musim.
Indah Kurnia, sang pemimpin tim pada waktu tersebut, mengonfirmasi bahwa tak ada penilaian rutin yang bakal dijalankan untuk mengevaluasi prestasinya.
"Gildo kita sewa untuk satu tahun, dan kita sangat yakin tentang kapabilitasnya dalam mengelola tim," ungkap Indah seperti dilansir Antara. Dia juga menyebut latar belakang karier yang panjang Gildo merupakan jaminan kualitas sebagai seorang pelatih.
Walau demikian, saat pertama kali di tunjuk menjadi pelatih kepala, Gildo menimbulkan sedikit keraguan bagi beberapa kalangan. Sebagian klub dalam dan penggemar Persebaya Surabaya meragukan kemampuannya untuk mengemban tugas tersebut.
Meskipun demikian, Indah Kurnia tetap teguh dalam mendukung Gildo dan mengatakan bahwa latar belakangnya sungguh patut untuk dipercaya.
"Kami yakin dan percaya bahwa Gildo akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk Persebaya. Kariernya serta reputasinya yang telah lama terbangun sebagai pelatih pasti menjadi taruhan di sini," tandasnya.
Gildo Rodríguez tidak bisa diremehkan dalam bidang kepelatihan. Dia memulai perjalanannya sebagai trainer fitness di tim Madureira Brasil pada 1967.
Di tahun 1974, Gildo meningkatkan statusnya sebagai pelatih utama ketika mengasuh Portuguesa. Setelah itu, ia berkeliling dunia untuk melatih di benua-benua seperti Amerika Latin, Asia, Afrika, dan sampai ke Timur Tenggara.
Beberapa tim nasional pun telah mengalaminya, seperti Pantai Gading, Ghana, Liberia, dan Kuwait. Pengalaman tersebut menjadikannya aset berharga ketika memimpin Persebaya Surabaya.
Walaupun memiliki catatan prestasi yang mengesankan, pengelola Persebaya Surabaya tidak memberikan beban terlalu besar pada Gildo. Prioritas mereka adalah untuk tetap bertahan di Divisi Utama serta berhasil maju ke Super Liga 2008.
Nilai kontrak Gildo tak pernah disebutkan dengan jelas oleh pengelola tim. Akan tetapi, Indah Kurnia mengonfirmasi bahwa biaya itu tidak memberi beban berarti pada finansial klub.
Gildo merangkul posisi Freddy Mulli yang sebelumnya memimpin Persebaya Surabaya sebagai pemenang Divisi I pada tahun 2006. Capaian Freddy tersebut menjadikan tugas Gildo tak mudah.
Akan tetapi, manajemen masih percaya bahwa Gildo dapat mengambil alih tugas pelatihan dengan sukses. Ini terutama disebabkan oleh pengetahuannya yang luas diyakini dapat memberikan sentuhan segar bagi tim Persebaya Surabaya.
Sayangnya, Gildo Rodriguez telah menutup matanya untuk selama-lamanya pada tanggal 17 Agustus 2009 ketika berumur 69 tahun. Dia pun meninggalkan dunia ini di kotanya sendiri, Rio de Janeiro, Brasil.
Walaupun sudah meninggal, warisan Gildo tetap hidup melalui perjalanan kariernya yang terus diteruskan oleh putranya, Stefano 'Teco' Cugurra. Teco merupakan salah satu pelatih dengan prestasi tertinggi di Liga 1 Indonesia pada masa kini.
Teuco dilahirkan pada tanggal 25 Juli 1974 di Rio de Janeiro dan mulai terlibat di dunia sepak bola Indonesia ketika menjadi trainer kebugaran untuk Persebaya Surabaya pada tahun 2004. Sejak saat itu, hubungannya dengan sepak bola tanah air pun dimulai.
Nama pemain tersebut semakin terang ketika memimpin Persija Jakarta meraih gelar Liga 1 Indonesia pada tahun 2018. Kemenangan ini menandakan akhir dari masa tanpa trofi bagi Persija di liga utama negeri ini.
Teco kemudian meneruskan kesuksesannya bersama Bali United pada tahun 2019. Dia langsung menghadiahkan gelar juara Liga 1 di musim perdana bekerjasama dengan Serdadu Tridatu.
Bukan hanya itu saja, dia berhasil mempertahankan gelarnya saat musim 2021/2022. Prestasi tersebut membuatnya menjadi pelatih pertama yang meraih juara sebanyak tiga kali dengan dua klub berbeda di Liga 1.
Di bulan Oktober tahun 2024, Teco berhasil mencatatkan kemenangannya yang ke-100 bersama tim Bali United. Prestasi ini semakin mengokohkannya sebagai salah satu dari para pelatih terbaik di tanah air.
Saat ini, Teco telah mengundurkan diri secara resmi dari Bali United usai berakhirnya musim 2024/2025. Dia sedang mempersiapkan diri untuk menyongsong tantangan baru pada musim 2025/2026 dalam kompetisi Liga 1 Indonesia.
Persebaya Surabaya serta Persija Jakarta disebut-sebut sebagai dua tim yang berpotensi mendapatkan jasa Teco di masa depan. Hubungannya yang erat dengan kedua klub tersebut memperkuat spekulasi ini.
Cerita tentang Gildo dan Teco menunjukkan bahwa kesetiaan kepada permainan sepak bola dapat diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mereka berdua menjadikan semangat, ketekunan, serta sikap profesional sebagai dasar dalam hidup mereka.
Pergiannya bareng Persebaya Surabaya bakal jadi catatan berharga buat sejarah tim tersebut. Di sisi lain, Teco melanjutkan warisan gemilang bapaknya lewat banyak pencapaian yang diraih.
Mungkin nama Gildo Rodriguez belum sepopuler anaknya pada masa kini. Tetapi jejak kakinya tetap aktif melalui Teco yang secara konstan menciptakan prestasi gemilang di pentas sepak bola tanah air.